Monday, January 16, 2012

Wayang

Wayang adalah seni pertunjukkan asli Indonesia yang berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali.
UNESCO, lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Sebenarnya, pertunjukan boneka tak hanya ada di Indonesia. Banyak negara memiliki pertunjukkan boneka. Namun, pertunjukkan bayangan boneka (Wayang) di Indonesia memiliki gaya tutur dan keunikkan tersendiri, yang merupakan mahakarya asli dari Indonesia. Dan untuk itulah UNESCO memasukannya ke dalam Daftar Warisan Dunia pada tahun 2003.
Tak ada bukti yang menunjukkan wayang telah ada sebelum agama Hindu menyebar di Asia Selatan. Diperkirakan seni pertunjukkan dibawa masuk oleh pedagang India. Namun demikian, kejeniusan local, kebudayaan yang ada sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukkan yang masuk memberi warna tersendiri pada seni pertunjukkan di Indonesia. Sampai saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukkan wayang berasal dari Prasasti Balitung di Abad ke 4 yang berbunyi “si Galigi mawayang”
Ketika agama Hindu masuk ke Indonesia dan menyesuaikan kebudayaan yang sudah ada, seni pertunjukkan ini menjadi media efektif menyebarkan agama Hindu, dimana pertunjukkan wayang menggunakan cerita Ramayana dan Mahabharata.
Demikian juga saat masuknya Islam, ketika pertunjukkan yang menampilkan “Tuhan” atau “Dewa” dalam wujud manusia dilarang, munculah boneka wayang yang terbuat dari kulit sapi, dimana saat pertunjukkan yang ditonton hanyalah bayangannya saja, yang sekarang kita kenal sebagai wayang kulit.
Untuk menyebarkan Islam, berkembang juga wayang Sadat yang memperkenalkan nilai-nilai Islam.
Pun ketika misionaris Katolik, Pastor Timotheus L. Wignyosubroto SJ pada tahun 1960 dalam misinya menyebarkan agama Katolik mengembangkan Wayang Wahyu, yang sumber cerita berasal dari Alkitab.

Jenis-jenis wayang

  • Wayang Kulit
  1. Wayang Purwa
  2. Wayang Madya
  3. Wayang Gedog
  4. Wayang Dupara
  5. Wayang Wahyu
  6. Wayang Suluh
  7. Wayang Kancil
  8. Wayang Calonarang
  9. Wayang Krucil
  10. Wayang Ajen
  11. Wayang Sasak
  12. Wayang Sadat
  13. Wayang Parwa
  • Wayang Kayu
  1. Wayang Golek / Wayang Thengul (Bojonegoro)
  2. Wayang Menak
  3. Wayang Papak / Wayang Cepak
  4. Wayang Klithik
  • Wayang Beber
  • Wayang Orang
    • Wayang Gung (Kalimantan Selatan)
    • Wayang Topeng (wayang orang menggunakan topeng di Kalimantan Selatan)
  • Wayang Suket
  • Wayang Gung
  • Wayang Timplong
  • Wayang Arya
  • Wayang Potehi
  • Wayang Gambuh
  • Wayang Parwa
  • Wayang Cupak

Jenis-jenis wayang kulit menurut asal daerah atau suku

Wayang juga ada yang menggunakan bahasa Melayu Lokal seperti bahasa Betawi, bahasa Palembang, dan bahasa Banjar.
  • Wayang Jawa Yogyakarta
  • Wayang Jawa Surakarta
  • Wayang Kulit Gagrag Banyumasan
  • Wayang Jawa Timur
  • Wayang Bali
  • Wayang Sasak (NTB)
  • Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan)
  • Wayang Palembang (Sumatera Selatan)
  • Wayang Betawi (Jakarta)
  • Wayang Cirebon (Jawa Barat)
  • Wayang Madura (sudah punah)
  • Wayang Siam (Kelantan, Malaysia)

No comments:

Post a Comment